Pada Sabtu yang penuh kegiatan diplomatik, Roma menjadi pusat perhatian dunia ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu dengan sejumlah pemimpin negara Barat serta pejabat Uni Eropa yang hadir untuk upacara pemakaman Paus Fransiskus. Hari tersebut dimulai dengan pertemuan penting antara Zelenskyy dan Presiden AS Donald Trump. Setelah pertemuan tersebut, Zelenskyy membagikan di X, menyebut pertemuan itu sebagai “sangat simbolis dengan potensi bersejarah, jika hasil bersama tercapai.” Pertemuan tersebut menandai upaya untuk semakin mempererat hubungan antara kedua negara, di tengah krisis yang dihadapi Ukraina.
Usai pemakaman Paus Fransiskus, Zelenskyy melanjutkan pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam diskusi empat pihak yang membahas upaya perdamaian dan solusi jangka panjang bagi Ukraina. Selain itu, Zelenskyy juga berbicara secara langsung dengan Starmer, Macron, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, guna memperkuat pembicaraan yang bertujuan menghentikan perang dengan Rusia. Menurut kantor Starmer, mereka berdua sepakat untuk bekerja lebih intensif menjaga momentum positif dalam pembicaraan tersebut, sembari menjaga stabilitas politik dan ekonomi di Eropa.
Trump, setelah berbicara dengan Zelenskyy, juga sempat bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, sepakat untuk melanjutkan pertemuan lebih lanjut untuk mendalami isu-isu terkait geopolitik dan keamanan global. Von der Leyen, yang juga bertemu terpisah dengan Zelenskyy, membahas kemajuan Ukraina dalam proses menuju keanggotaan Uni Eropa. Setelah pertemuan tersebut, von der Leyen menekankan di X, “Ukraina dapat mengandalkan dukungan kami di meja perundingan untuk mencapai perdamaian yang adil dan langgeng.” Komitmen kuat ini menjadi titik terang dalam proses diplomatik yang berlangsung.