Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa rencana Indonesia mengevakuasi sekitar 1.000 warga Palestina yang terluka akibat agresi Israel di Gaza bukanlah upaya relokasi permanen, melainkan bentuk bantuan kemanusiaan bersifat sementara. Menurut Presiden, jika situasi di Gaza kembali stabil, para korban yang dievakuasi tersebut akan dikembalikan ke tempat asal mereka. Pernyataan ini disampaikan Prabowo dalam forum diplomasi di Antalya, Turki, sembari menekankan bahwa inisiatif Indonesia ini bertujuan murni untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina.
Rencana ini masih dalam tahap konsultasi dengan para pemimpin Palestina dan sejumlah negara di kawasan Timur Tengah. Meski belum merinci nama-nama pemimpin yang akan ditemui, Prabowo sudah melakukan diskusi dengan pemimpin dari Uni Emirat Arab dan Turki sebagai bagian dari lawatannya ke lima negara, termasuk Mesir, Qatar, dan Yordania, guna membahas krisis kemanusiaan di Gaza. Indonesia disebutnya memiliki posisi strategis sebagai negara non-blok dengan populasi Muslim terbesar, yang dianggap dapat diterima semua pihak dalam konflik ini.
Gelombang pertama evakuasi akan menampung warga Palestina yang terluka, anak-anak yatim piatu, serta korban trauma, dengan jumlah sekitar 1.000 orang. Prabowo menegaskan evakuasi hanya akan dilakukan jika semua pihak terkait menyetujui rencana tersebut. Sementara itu, Indonesia telah lebih dahulu menyalurkan berbagai bentuk bantuan seperti makanan, obat-obatan, hingga layanan medis melalui rumah sakit terapung dan pengiriman tim kesehatan dari TNI. Langkah ini mempertegas komitmen Indonesia dalam membantu rakyat Palestina secara konkret dan penuh empati.