Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyatakan bahwa pertemuan antara para menteri luar negeri China, Jepang, dan Korea Selatan bertujuan untuk memperkuat stabilitas di kawasan. Menurutnya, ketiga negara memiliki hubungan yang erat sebagai tetangga serta ekonomi utama di dunia, sehingga kerja sama trilateral ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi masyarakat masing-masing dan berkontribusi pada perdamaian serta kemakmuran global. Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers di Beijing pada Jumat (21/3), menjelang pertemuan antara Menlu China Wang Yi, Menlu Jepang Takeshi Iwaya, dan Menlu Korea Selatan Cho Tae-yul di Tokyo pada Sabtu (22/3).
Dalam pertemuan tersebut, ketiga menteri mendiskusikan berbagai isu, termasuk program nuklir Korea Utara, konflik Rusia-Ukraina, serta kerja sama perdagangan. Mao Ning menekankan bahwa sejak pertemuan trilateral Mei tahun lalu, kerja sama antara ketiga negara terus berkembang secara positif. Ketiga negara juga bertukar pandangan mengenai isu regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama. China menegaskan kesiapan untuk memperkuat kerja sama dalam bidang ekonomi, perubahan iklim, kesehatan publik, teknologi, hingga bantuan bencana, guna meningkatkan manfaat dari hubungan trilateral ini.
Selain itu, Menlu Jepang Iwaya dijadwalkan bertemu dengan Menlu Wang Yi untuk membahas kebijakan larangan impor makanan laut Jepang yang diterapkan China setelah pembuangan limbah nuklir Fukushima pada 2023. Mao Ning menyatakan bahwa hubungan China-Jepang menunjukkan tanda-tanda perbaikan, dan berharap Jepang dapat bekerja sama untuk memperkuat hubungan bilateral. Sementara itu, dalam upaya meningkatkan pariwisata, China telah memberlakukan kebijakan bebas visa bagi wisatawan Korea Selatan dan Jepang, sementara Korea Selatan berencana menawarkan kebijakan serupa kepada wisatawan China pada kuartal ketiga 2025.
