Lari Saat Puasa, Lebih Baik Pagi atau Sore?

https://nhonews.biz
https://nhonews.biz

Lari merupakan salah satu olahraga yang cukup aman dilakukan saat berpuasa di bulan Ramadan. Meski begitu, disarankan untuk mengurangi intensitas agar tubuh tidak mudah kelelahan atau mengalami dehidrasi. Saat berpuasa, tubuh kehilangan banyak cairan, sehingga lari dengan intensitas tinggi bisa menyebabkan pusing, lemas, hingga sulit berkonsentrasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Selain mengatur intensitas, memilih waktu yang tepat untuk berlari juga sangat penting. Jika salah memilih waktu, tubuh bisa menjadi lesu sepanjang hari, bahkan berisiko kesulitan menyelesaikan puasa. Lalu, kapan waktu yang paling ideal untuk berlari selama Ramadan? Menurut Bambang Yulianto, seorang personal trainer, waktu terbaik untuk berlari adalah sore hari menjelang berbuka. Hal ini karena setelah berlari, tubuh bisa segera mendapatkan asupan cairan yang dibutuhkan. Ia menyarankan agar lari dilakukan sebelum berbuka agar risiko dehidrasi dapat diminimalkan.

Di sisi lain, coach Syahrul yang merupakan pelatih lari mengatakan bahwa tidak ada waktu yang benar-benar mutlak untuk berlari. Baik pagi maupun sore hari sama-sama memberikan manfaat, sehingga semuanya kembali pada kenyamanan masing-masing individu. Untuk mengetahui waktu yang paling cocok, seseorang perlu mencoba berlari di pagi dan sore hari, kemudian mengevaluasi bagaimana tubuh merespons.

Beberapa pelari dari komunitas kumparan Running Club juga telah mencoba berbagai waktu untuk berlari. Aditya Puspo, salah satunya, lebih memilih lari sore karena merasa perut lebih ringan dibandingkan lari pagi yang masih menyisakan rasa kenyang dari sahur. Sementara itu, Ahmed juga sedang mencoba tes kenyamanan lari. Setelah mencoba lari pagi usai sahur, ia merasa cepat lelah dan ngos-ngosan. Kini, ia berencana mencoba lari sore menjelang berbuka untuk membandingkan hasilnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *