China mencatat pencapaian bersejarah dalam sektor energi dengan kapasitas terpasang pembangkit listrik berbahan bakar nonfosil yang untuk pertama kalinya melampaui 2 miliar kilowatt (kW) pada akhir Februari 2025. Data terbaru dari Dewan Kelistrikan China menunjukkan bahwa energi ramah lingkungan ini kini mencakup 58,8 persen dari total kapasitas pembangkit listrik di negara tersebut. Hal ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan China menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Kapasitas terpasang untuk pembangkit listrik tenaga angin dan surya juga mengalami lonjakan signifikan, mencapai 1,46 miliar kW pada akhir bulan lalu, yang setara dengan 42,8 persen dari total kapasitas listrik nasional. Peningkatan ini menunjukkan komitmen kuat China dalam mempercepat transisi energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dengan investasi besar-besaran pada teknologi energi terbarukan, China terus memperluas infrastruktur kelistrikan yang lebih hijau dan efisien.
Pencapaian ini mencerminkan pertumbuhan pesat dibandingkan dengan data pada akhir Juni 2021, di mana kapasitas terpasang pembangkit listrik nonfosil China pertama kali melampaui 1 miliar kW. Hanya dalam waktu kurang dari empat tahun, kapasitas tersebut berhasil berlipat ganda, mencerminkan keseriusan pemerintah dalam mencapai target netral karbon pada 2060.
Langkah ini sejalan dengan target jangka panjang China dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan penggunaan sumber energi bersih. Melalui kebijakan yang mendorong inovasi, investasi, serta dukungan terhadap industri energi hijau, China semakin memperkokoh posisinya sebagai pemimpin global dalam transisi energi berkelanjutan. Ke depan, negara ini diprediksi akan terus mempercepat pengembangan energi baru guna memastikan ketahanan energi yang lebih stabil dan ramah lingkungan.
